Pengantar
Tulisan ini saya copy paste dari apa
yang dibagikan oleh Sdr. Julius Widiantoro dalam salah satu grup Whatsapp yang
saya ikuti.
Cara pandang dan sikap kita terhadap
orang lain dan juga kepada diri sendiri
hasilnya positif bagi diri sendiri dan
semuanya
Hukum
Pygmalion Hukum Berpikir Positif
Pygmalion adalah seorang pemuda yang
berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran
tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia
dikenal dan disenangi teman dan tetangganya.
Pygmalion dikenal sebagai orang yang
suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.
• Apabila lapangan di tengah kota
becek, orang-orang mengomel.Tetapi Pygmalion berkata, "Untunglah,
lapangan yang lain tidak sebecek ini."
• Ketika ada seorang pembeli patung
ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, "Kikir
betul orang itu." Tetapi Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu
perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu".
• Ketika anak-anak mencuri
apel di kebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba,
"Kasihan,anak-anak itu kurang
mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya."
Itulah pola pandang Pygmalion. Ia
tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik.
Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba
membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir
sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran
manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti
manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok
menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata,
"Ah,sebagus-bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu."
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul.
Berkali-kali patung itu ditatapnya dan
dielusnya. Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan
menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah
kepada Pygmalion,yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul.
Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah
wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini
untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir
positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul
menjadi positif.
Misalnya,
* Jika kita bersikap ramah terhadap
seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.
* Jika kita memperlakukan anak kita
sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.
* Jika kita yakin bahwa upaya kita
akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh
keberhasilan.
Dampak pola berpikir positif itu
disebut dampak Pygmalion. Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan
tergenapi, baik positif maupun negatif. Kalau kita menganggap tetangga kita
judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul
menjadi judes.
• Kalau kita mencurigai dan
menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.
• Kalau kita sudah putus asa dan
merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya
kita betul-betul akan gagal.
Pola pikir Pygmalion adalah
berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau
seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif
seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain. Kita tidak
menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak
menduga-duga yang jahat tentang orang lain.
Kalau kita berpikir buruk tentang
orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada
seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik.
Tetapi jika kita berpikir buruk,kita akan menjadi curiga, "Barangkali ia
sedang mencoba membujuk,"atau kita mengomel, "Ah, hadiahnya cuma
barang murah." Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita
sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia. Sebaliknya,
kalau kita berpikir positif,kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira
dan syukur, "Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk
memberi kepada kita."
Warna hidup memang tergantung dari
warna kaca mata yang kita pakai. Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala
sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita
memakai kaca mata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang
berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan
dendam.Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.
Hidup akan menjadi baik kalau kita
memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir
baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang
Tuhan
Dampak berpikir baik seperti itu
akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya.
Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah.
Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulah.
*Salam Pygmalion dan salam sehat*
No comments:
Post a Comment