Pengantar:
Tulisan
ini dibagikan oleh Bapak SCA Deza Zulfahmi dalam salah satu grup Whatsapp yang
saya ikuti. Mari kita baca dan pelajari.
Seorang
petani Scotlandia mendengar jeritan anak minta tolong yang datang dari semak
belukar dekat rumahnya. Secara spontan dia berlari ke arah suara itu dan
menemukan seorang anak laki-laki yang sedang berjuang keluar dari lumpur hisap
yang hampir menenggelamkannya. Dengan sigap si petani menolong anak itu keluar
dari lumpur hisap tersebut.
Keesokan
harinya ayah si anak itu, seorang saudagar kaya, berkunjung ke rumah si petani dan
menawarkan sejumlah hadiah sebagai balas jasa telah menolong anaknya. Dengan
halus si petani menolak tawaran saudagar kaya itu.
Sementara
mereka berbicara, saudagar kaya itu melihat anak laki-lai si petani sedang
berdiri dekat pintu. Kemudian, saudagar itu menawarkan untuk menyekolahkan anak
tersebut. Si petani dengan senang hati menerima tawaran itu dan memasukkan
anaknya di sekolah kedokteran St. Mary di London.
Di
kemudian hari anak petani itu, yang bernama Alexander Fleming, tercatat dalam
sejarah sebagai orang yang berhasil menemukan antibiotik yaitu Penicillin.
Beberapa
tahun kemudian anak saudagar kaya itu berada dalam keadaan kritis karena
terserang radang paru-paru yaitu Pneumonia. Untunglah, atas ijin Tuhan, nyawa
anak saudagar kaya itu terselamatkan berkat obat Penicillin yang digunakan
untuk menyembuhkannya.
Akhirnya
di kemudian hari anak saudagar kaya itu menjadi Perdana Menteri Inggris yang
sangat terkenal namanya, yaitu Winston Churchill. Perdana Menteri ini pun
kemudian mengangkat Alexander Fleming, sang anak petani itu, sebagai Menteri
Kesehatan Kerajaan Inggris Raya.
Tidak Ada Yang
Kebetulan di Dalam Hidup Ini
Tidak
ada yang kebetulan di dalam hidup ini, Allah-lah yang telah mengatur dan
menuntun langkah kita karena Allah punya rencana yang besar dalam hidup kita
melalui qodar-Nya. Karena itu, kita harus belajar untuk selalu menabur amal
kebaikan sebagai investasi di dalam hidup ini.
Si
petani menabur kebaikan dan saudagar itu menabur amal. Di kemudian hari
keduanya menuai dari apa yang mereka tabur. Bukan hanya mereka, bahkan juga
anak-anak mereka serta orang-orang di sekelilingnya.
Teruslah
menabur kebaikan, dan jangan jemu-jemu karena suatu hari nanti, cepat atau
lambat, kita akan menuai apa yang kita tabur, sebab janji Allah itu pasti.