Friday 15 December 2017

ADRYAN FITRA (BAGIAN II)

Saya mengambil tulisan ini dari majalah online swa.co.id. Artikel ini ditulis lengkap (tanpa dibagi dalam beberapa bagian) oleh Eddy Dwinanto Iskandar pada majalah online tersebut pada tanggal 12August 2016. Bila Anda ingin membaca secara lengkap, silakan klik link berikut ini:
swa.co.id/youngster-inc/entrepreneur-youngsterinc/adryan-fitra-doktor-fisika-di-balik-sukses-obama-dan-jokowi .

Untuk membaca bagian pertama, silakan klik Adryan Fitra(Bagian I)

Namun, bukannya berbangga, reaksi ibunya yang guru SD PNS justru di luar dugaan. “Waktu itu Ibu nangis-nangis lihat kondisi saya. Rambut gondrong, kerja di kamar, bangun tidur siang, mata merah, tetapi kok banyak duit. Jadi disangka bandar narkoba,” ungkap Adryan.

Saat itulah Adryan Fitra iseng menghubungi temannya, seorang account manager Google, untuk mencarikan lowongan pekerjaan. Tak lama kemudian ia diterima di kantor Google di Singapura. Tak diduga, dari sana, kariernya di industri perpolitikan global dimulai.

Pada 2008 itu, tim kampanye Obama mengadakan kontes promosi situs Myobama.com. Siapa pun yang paling hebat mempromosikan situs itu akan ditarik menjadi tim kampanye digital mereka. Adryan mengikuti kontes itu dengan menggunakan fasilitas kantornya. Ternyata menang. Sejak itulah dia menjadi tim sukses Obama. Seiring dengan naiknya Obama menjadi pemimpin negara adidaya itu, nama Adryan semakin populer sebagai ahli kampanye digital. “Di Amerika saya menjadi tim underground Obama untuk mengelola ratusan ribu akun media sosial di mana mereka bisa membuat, menggiring dan memperbaiki opini,” Adryan memberi penjelasan singkat deskripsi pekerjaannya di AS.

Sesudah itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pun memintanya membantu tim kerjanya di ranah digital. Tahun 2012 dia kembali diminta tim Obama untuk membantu kampanye digital mereka. Lagi-lagi kemenangan diraih Obama yang turut melambungkan kembali nama Adryan.

Saat itu, Adryan Fitra terpikir untuk melepas perusahaan-perusahaannya di Indonesia karena merasa akan tinggal di AS untuk waktu yang lama. Namun, tepat ketika itu, Hatta Rajasa menghubunginya dan memintanya kembali ke Indonesia untuk membantu tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (PS-HR). Belakangan takdir berkata lain. Ternyata, Tim PS-HR sudah memiliki tim digital sendiri. Saat itulah tim Jokowi menghubunginya dan mengajak bergabung. Ada faedah lain yang dia peroleh seiring dengan moncernya karier digitalnya. Kepercayaan orang tua berhasil diraihnya. “Jadi, waktu itu Pak Jokowi dan Pak Hatta Rajasa sering main ke rumah, akhirnya orang tua saya percaya pekerjaan saya,” ujar Adryan sembari tersenyum.

Dari berbisnis digital dan honornya sebagai tim sukses kandidat presiden kaliber nasional sampai internasional, tentu saja pundi-pundi uang Adryan gemuk terisi. Godaan berfoya-foya dari hasil kerjanya itu pun makin kencang. Untung saja, sejak 2009 ia menempuh langkah cerdik, menyewa tim keuangan pribadi untuk mengatur arus kasnya. “Soalnya kan bujangan, banyak duit. Jadi, gak berasa ngeluarin uang. Tahu-tahu beli komputer harga Rp 100 juta. Cuma nafsu saja. Jadi, banyak barang yang dibeli jadi sampah tidak terpakai. Nah, itu sebabnya saya punya tim keuangan pribadi untuk menasihati soal keuangan saya,” papar Adryan Fitra.

Keberadaan tim yang mayoritas diisi anak muda itu membawa banyak berkah baginya. Selain keuangannya terkontrol, bisnisnya pun sehat berkembang. Pasalnya, tidak serupiah pun dana keluar tanpa persetujuan tim keuangannya. “Mau beli Lamborghini dan Alphard buat disewain lagi saja mesti minta persetujuan mereka,” kata Adryan.

Akan dilanjutkan ke bagian 3