Sunday 20 June 2010

BAGAIMANA IDE BISA DIWUJUDKAN

Setiap hari kita pasti menggunakan daya pikir kita untuk banyak hal. Yang paling umum adalah kita menggunakan daya pikir kita untuk memberi penilaian terhadap apa yang kita dengar, lihat, cecap, raba dan cium. Penilaian itu bisa berupa kata-kata yang muncul dari tangkapan perasaan kita: bagus, keras, enak, pahit, busuk.. dll. Daya pikir lain yang kadang-kadang muncul adalah ide-ide atau gagasan-gagasan baru. Misalnya: bagaimana kalau... seandainya.... Itu bisa berupa pertanyaan seperti: Bagaimana kalau aku membuat toko? Seandainya aku bisa mendapatkan pekerjaan tetap, apa itu? Bagaimana caranya membeli rumah tanpa duit? Kadang-kadang juga bisa berupa pernyataan: Oh ini to caranya bikin kue. Gue bisa deh. Intinya, ide-ide baru itu sebenarnya sering muncul di benak kita tanpa kita sadari. Ide-ide itu kita anggap baru bila memang belum pernah kita munculkan... Barangkali ide-ide itu juga dimiliki orang-orang lain, tetapi bagi kita hal itu merupakan hal baru.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah semua ide itu harus kita gunakan? Jawabannya tergantung pada apa yang sebenarnya ingin kita raih. Kalau ide-ide baik itu memang berguna untuk meraih tujuan-tujuan kita: meraih sukses, mengembangkan diri, membuat hidup menjadi lebih baik dan sebagainya, tentu saja ide-ide baru dan baik itu patut kita pertimbangkan untuk direalisasikan. Namun bila sebaliknya, sebaiknya ide-ide itu tidak usah dipertahankan.

Yang sering menjadi masalah adalah ketika kita mendapatkan sebuah ide, kita timbang-timbang dan itu baik sekali, namun tidak segera kita terapkan... Akibatnya, ide-ide itu hilang atau tidak berguna sama sekali. Kita baru sadar setelah orang-orang lain menerapkan apa yang pernah kita pikirkan masak-masak.

Menurut para pelaku usaha, ada baiknya bila kita memiliki ide-ide dahsyat, kita tidak menunda waktu untuk menerapkan ide itu. Mereka berpendapat bahwa semakin cepat kita menerapkan ide, semakin besar kemungkinannya ide itu dapat diterapkan dan berhasil. Semakin lambat direalisasikan, ide itu akan hilang atau tidak kuat dan akhirnya diambil oleh orang lain.

Kata yang paling tepat yang sering disarankan oleh para pelaku usaha adalah : Stop dreaming; Start action. Berhentilah bermimpi dan mulailah bertindak...

Thursday 29 April 2010

MEMAKSIMALKAN POTENSI OTAK KANAN UNTUK MEMULAI DAN MENJALANKAN BISNIS

Tidak banyak orang yang sadar bahwa selama hidupnya orang cenderung memaksimalkan penggunaan potensi otak kiri dan kurang memaksimalkan otak kanan.

Cara berpikir otak kiri adalah cara berpikir yang linear, lurus, teratur, sesuai aturan dan sangat hati-hati. Contohnya sudah banyak: menulis harus halus; kalau menggambar pemandangan harus ada dua gunung dan sungai serta sawah; kalau mau usaha harus menghitung untung ruginya, kalau ditanya mengapa tidak menjadi pengusaha selalu dijawab dengan tidak adanya modal... dan sebagainya.

Sementara itu, cara berpikir dengan menggunakan otak kanan adalah cara berpikir yang meloncat-loncat, tidak teratur, sering terkesan nekat, sering "nabrak-nabrak", tidak kuatir akan kesalahan, dan sering kali dianggap "gila" oleh orang kebanyakan.

Dalam kenyataan hidup, penggunaan otak kiri dan otak kanan memang harus seimbang, namun dalam dunia bisnis sudah terbukti bahwa penggunaan cara berpikir otak kanan akan membuat bisnis berjalan lebih cepat dan baik daripada bila kita menggunakan otak kiri. Bila kita mau berbisnis, tetapi kita menggunakan otak kiri, kita akan berhenti karena sudah takut untuk gagal, sudah khawatir kalau rugi, sudah cemas kalau-kalau urusan perizinan tidak selesai, dan sebagainya. Orang yang terlalu fokus ke otak kiri, berdasarkan pengalaman, tidak akan pernah berhasil menjadi pengusaha... apalagi pengusaha sukses.

Seorang pengusaha harus berani membuat keputusan cepat, berani melakukan terobosan, berani memulai, tidak khawatir akan kesulitan, kalau perlu "nabrak-nabrak" apa yang oleh masyarakat umum dinilai baik (padahal belum tentu).

Tidak mudah merubah diri dari otak kiri ke otak kanan. Selama puluhan tahun orang telah merasa nyaman di otak kiri... Untuk beranjak ke otak kanan, dibutuhkan latihan dan praktek terus-menerus. Cara berpikir dan sikap otak kanan selalu perlu diasah sehingga usaha akan berjalan dengan baik. Keuntungan dari pemberdayaan otak kanan antara lain adalah bahwa otak kiri akan mengimbanginya... Semakin maju potensi otak kanan, semakin maju pula potensi otak kiri sehingga tidak ada satu hal pun yang dirugikan.

Memaksimalkan potensi otak kanan untuk membuka dan menjalankan usaha dapat dimulai dari sekarang... dari saat kita sadar bahwa untuk menjadi pengusaha sukses kita perlu melakukan terobosan-terobosan yang berani. Cara yang dapat dilakukan untuk mengasah misalnya dengan: membuka usaha tanpa harus mengeluarkan uang sendiri, membeli properti tanpa modal sendiri, bekerja sama dengan orang lain dalam mendirikan sebuah usaha dan lain-lain. Intinya: membebaskan diri dari ketakutan dan kekhawatiran.

Otak kanan biasanya merupakan milik orang-orang kreatif. Banyak pebisnis sukses adalah pemilik otak kanan. Apakah Anda ingin menjadi pebisnis sukses? Cobalah belajar di sini.

Friday 19 March 2010

BISNIS YANG PALING BAIK

Sering muncul pertanyaan di kalangan calon pengusaha atau orang yang tertarik untuk memulai sebuah usaha: Bisnis apa yang paling baik?

Saya terkejut ketika Pak Purdi E Chandra pernah mengatakan bahwa bisnis yang paling baik adalah bisnis yang dibuka... atau bisnis yang dimulai... atau bisnis yang dilakukan... Artinya, bisnis terbaik adalah bisnis yang dijalankan dan bukan bisnis yang diangankan-angankan atau diimpikan...

Kita tidak pernah tahu apa sebenarnya bisnis yang paling cocok atau paling baik buat kita. Kita akan tahu setelah kita menjalaninya.

Tetapi memang, biasanya bisnis yang dapat kita mulai adalah bisnis yang kita kenal atau senangi sebelumnya. Hobby, minat dan kesenangan dapat mengantar kita kepada bisnis yang akan kita jalani. Ini masuk akal mengingat kita akan terbiasa dengan urusan-urusan yang berkaitan belakangan. Kalau hobi kita memasak, kita bisa memulai bisnis kuliner. Kalau minat kita ada di bidang otomotif, barangkali kita bisa memulai dengan membuka bengkel atau outlet penjualan onderdil.

Pengalaman juga menunjukkan bahwa ada banyak pengusaha sukses yang menjalankan bisnis yang sebenarnya tidak mereka pahami detilnya. Misalnya ada orang yang tidak tahu apa-apa tentang cara memasak tetapi ia bisa punya restoran... Dalam kasus ini, biasanya pengusaha itu mampu mendapatkan orang yang dapat memasak atau mengelola restoran.

Tetapi intinya, kita tidak akan pernah tahu bisnis apa yang paling baik buat kita sampai kita sendiri menjalankannya. Jadi, buka bisnisnya dulu, lalu lakukan evaluasi apakah ia akan berhasil atau tidak.

Sunday 21 February 2010

GAGALNYA USAHA RONGSOKAN

Setelah berjalan beberapa bulan, usaha rongsokan yang dikelola CV Independent Karya Sejahtera akhirnya berhenti. Ada beberapa sebab:
1. Pengelola tidak fokus. Ia masih harus bekerja dan tidak mampu mengelola waktu untuk menangani usaha.
2. Pengelola gagal mendapatkan orang-orang yang dapat dipercayainya untuk mengumpulkan barang-barang bekas.
3. Pengelola ditipu oleh calon partner. Pengelola terlalu memercayai calon partner.
4. Pengelola tidak melakukan pembukuan dengan baik sehingga pengelolaan keuangan menjadi tidak jelas alias kabur.
Kegagalan ini jelas menjadi pembelajaran yang berharga buat CV Independent Karya Sejahtera.
Langkah berikutnya:
1. Mengganti pengelola.
2. Mengganti jenis usaha.
3. Melakukan perubahan manajemen dan pemasaran.