Tuesday 28 February 2017

ATTITUDE ADALAH SEGALANYA

Dua belas tahun lalu, seorang wanita pergi kuliah di Prancis. Dia perhatikan bahwa sistem transportasi di sana menggunakan sistem otomatis. Artinya Anda beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin. Setiap perhentian kendaraan umum memakai cara "self-service" dan jarang sekali Anda diperiksa petugas. Bahkan pemeriksaan insidental oleh petugas pun hampir tidak ada.

Akhirnya lama-kelamaan dia temukan kelemahan sistem ini, dan dengan kelihaiannya dia bisa naik transportasi umum tanpa harus membeli tiket . Dia sudah memperhitungkan bahwa kemungkinan tertangkap petugas karena tidak membeli tiket sangat kecil. Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum dengan tidak membayar tiket. Dia bahkan merasa bangga atas kepintarannya tersebut. Dia berpendapat dalam hati dan dia anggap dirinya adalah murid miskin, dan kalau bisa irit ya irit. Namun, dia tidak sadar dia sedang melakukan kesalahan fatal yang akan memengaruhi karirnya kelak.

Empat tahun berlalu, dan dia tamat dari fakultas yang ternama dengan angka yang sangat bagus. Hal ini membuat dirinya penuh percaya diri. Lalu dia mulai mengajukan aplikasi kerja di beberapa perusahan ternama di Paris, dengan pengharapan besar untuk diterima. Pada mulanya, semua perusahan ini menyambut dia dengan hangat. Tapi berapa hari kemudian, semuanya menolaknya dengan berbagai alasan.

Hal ini terus terjadi berulang kali sampai membuat dia merasa tidak terima dan sangat marah. Bahkan dia mulai menganggap perusahan-perusahan ini rasis, karena tidak mau menerima warga negara asing. Akhirnya, karena penasaran dia memaksa masuk ke departemen tenaga kerja untuk bertemu dengan managernya. Dia ingin tahu alasan mengapa perusahan-perusahaan tersebut menolaknya. Ternyata, penjelasan yang didapat diluar perkiraannya...

Berikut adalah dialog mereka...

Manager: Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkan Anda. Pada saat Anda mengajukan aplikasi pekerjaan di perusahan, kami sangat terkesan dengan nilai akademis dan pencapaian Anda. Sesungguhnya, berdasarkan kemampuan, Anda sebenarnya adalah golongan pekerja yang kami cari-cari.

Wanita: Kalau begitu, kenapa perusahan-perusahaan tersebut tidak menerima saya bekerja?

Manager: Jadi begini, setelah kami memeriksa di database, kami menemukan data bahwa Nona pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum.

Wanita: (Kaget) Ya, saya mengakuinya, tapi apakah karena perkara kecil tersebut perusahan menolak saya?

Manager: Perkara kecil ? Kami tidak anggap ini perkara kecil, Nona. Kami perhatikan pertama kali Anda melanggar hukum terjadi di minggu pertama Anda masuk di negara ini. Saat itu petugas percaya dengan penjelasan bahwa Anda masih belum mengerti sistem transportasi umum disini. Kesalahan tersebut diampuni. Namun Anda tertangkap 2x lagi setelah itu.

Wanita: Ohh waktu itu karena tidak ada uang kecil saja.

Manager: Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima penjelasan Anda. Jangan anggap kami bodoh! Kami yakin Anda telah melakukan penipuan ratusan kali sebelum tertangkap.

Wanita: Well, tapi itu bukan kesalahan mematikan bukan? Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya berubah kan masih bisa?

Manager: Kami tidak anggap demikian, Nona! Perbuatan Anda membuktikan dua hal:

1. Anda tidak mau mengikuti peraturan yang ada. Anda pintar mencari kelemahan dalam peraturan dan memanfaatkan untuk diri sendiri.

2. Anda tidak bisa dipercaya !

Nona, banyak pekerjaan di perusahan kami bergantung pada kepercayaan. Jika Anda diberikan tanggungjawab atas penjualan di sebuah wilayah, maka Anda akan diberikan kuasa yang besar. Karena efisiensi biaya, kami tidak akan memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaan Anda. Perusahan kami mirip dengan sistem transportasi di negeri ini. Oleh sebab itu, kami tidak bisa pakai menerima Anda, Nona. Dan saya berani katakan, di negara kami bahkan seluruh Eropa, tidak ada perusahan yang mau menggunakan jasa Anda.

Pada saat itu, wanita ini seperti tertampar dan terbangun dari mimpinya dan merasa sangat menyesal. Perkataan manager yang terakhir membuat hatinya bergetar.

MORAL OF THE STORY

Dalam kehidupan sosial, Moral dan etika seseorang bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran. Tetapi IQ atau kepintaran bagaimanapun tingginya tidak akan bisa menolong etika yang buruk.

Attitude atau suatu sikap mental menjadi dasar utama keberhasilan kita, oleh sebab itu jangan dianggap remeh. Attitude diibaratkan seperti berkendara dengan ban kempes, dimanapun kita berada, baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan pekerjaan, attitude seseorang akan dengan mudah dirasakan oleh sesama dan orang2 disekeliling kita akan memberikan reaksi yang sama terhadap attitude kita.

Jagalah selalu attitude kita dimanapun karena hal tersebut akan memengaruhi keberhasilan kita di dalam semua bidang sosial maupun pekerjaan.


Selamat menjalani hari yang penuh dengan pengharapan positif dan kegembiraan dalam berusaha.

(Saya memperoleh cerita ini melalui pesan Whatsapp dari seorang sahabat. Saya copy paste-kan di blog ini agar dapat dibaca oleh lebih banyak orang.)

Saturday 25 February 2017

PERBEDAAN ANTARA SIBUK DAN PRODUKTIF




Pengantar:
Saya menerima tulisan ini dalam salah satu grup Whatsapp yang saya ikuti. Terima kasih kepada Mas Julius Widiantoro yang memposting tulisan ini di grup. Semoga berguna bagi para pelaku bisnis, khususnya para distributor K-Link dalam jaringan Julius Deza Group dan bagi siapa pun yang tertarik menjalankan usaha Multi Level Marketing. Salam sukses. (Thomas)

TIGA PERBEDAAN “SIBUK” & “PRODUKTIF”

Kalau bertemu seseorang dan bertanya, “Apa kabar?” biasanya mereka menjawab, “Baik. Sibuk terus.”

Manusia modern selalu sibuk. Terlambat makan karena sibuk. Tidak ada waktu bermain dengan anak-anak gara-gara sibuk. Tidak ada waktu membaca buku karena sibuk.

Tetapi pertanyaan adalah apakah “SIBUK” sama dengan “PRODUKTIF”?

1. Apakah Ada Tujuannya? 
Apa pegangan Anda: jam atau kompas?
Orang “SIBUK” berpegangan pada jam, berapa lama ia telah bekerja dan selalu terburu-buru mengejar waktu. Sedangkan orang ”PRODUKTIF”memiliki kompas, alias petunjuk ke arah mana tujuannya, apa yang harus dicapai.

2. Apakah Ada Hasilnya?

Orang “SIBUK” terlihat bekerja keras, tetapi bila ditanya hasilnya, biasanya jauh di bawah apa yang diharapkan (hasil: target yang ditetapkan, jumlah penjualan, dll). Sedangkan orang yang “PRODUKTIF” memiliki daftar hal-hal yang harus dilakukan (to-do list). Mereka tahu membuat prioritas yang tepat, menetapkan standar, dan melakukannya.

3. Apakah Ada Waktu Berpikir?

Orang “SIBUK” tidak ada waktu untuk berhenti dan berpikir. Padahal produktivitas membutuhkan pemikiran yang kreatif dan strategis. Inilah kesalahan terbesar para pemimpin, kadang mereka terlalu sibuk mengerjakan berbagai macam hal dan kegiatan sehari-hari, sampai lupa untuk membuat rencana, berinovasi, dan bermimpi.  Tidak ada pertumbuhan dan hasil maksimal tanpa pemikiran. Sedangkan orang “PRODUKTIF” selalu berfikir dan membuat Perencanaan segala sesuatu yg akan dikerjakan.

"PRODUKTIVITAS tidak terjadi begitu saja. melainkan hasil dari KOMITMEN pada keunggulan, perencanaan yang cerdas, dan usaha yang TERFOKUS."

K-Link Solusi Hidupmu.

Friday 10 February 2017

SIAPKAH ANDA MENGHADAPI MASA DEPAN?



Saya memperoleh tulisan Bapak Pambudi Sunarsihanto ini dari seorang sahabat saya melalui pesan Whatsapp. Terima kasih kepada Bp Pambudi Sunarsihanto yang berkenan berbagi dengan banyak orang. Terima kasih kepada rekan yang mengirimkan tulisan ini kepada saya. Saya share di blog ini supaya lebih banyak orang yang membacanya. Sejumlah bagian sudah saya edit supaya tanda baca dan kata-katanya bisa lebih dapat dipahami. Apabila Anda permah membacanya, mungkin Anda dapat memberikan komentar atau pendapat Anda sesudahnya. Terima kasih kepada Bpk. Pambudi Sunarsihanto yang berkenan membagikan tulisan atau pendapat ini dan kepada sahabat saya yang mengirimkan tulisan ini kepada saya. Salam sukses. (Thomas)

ARE YOU READY FOR THE FUTURE ?
SIAPKAH ANDA MENGHADAPI MASA DEPAN ?

Oleh Bp. Pambudi Sunarsihanto

Ada sebuah perusahaan bernama Garmin. Mereka memproduksi GPS navigation system yang banyak dipasang di mobil-mobil.  Pada saat itu angka penjualan mereka naik pesat selama bertahun-tahun.Tetapi ternyata tidak lama kemudian, bencana itu datang. Ternyata dunia dibanjiri smart phone. Tiba tiba orang tidak membeli lagi Garmin GPS system buat mobil lagi. Penjualan mereka pun turun drastis. Bencana ...bencana ... bencana ...?

Bencana yang sama pernah dialami Kodak pada saat orang tidak mencetak photo lagi, dialami Nokia pada saat orang tidak menggunakan telephone untuk komunikasi dengan voice (suara) lagi,
dialami Blackberry pada saat orang tidak messaging menggunakan BBM lagi, dialami perusahaan perusahaan minyak pada saat kita menginginkan alat transportasi yang ramah lingkungan, dialami kantor kantor cabang bank pada saat pelanggan tidak mau lagi ke cabang (dan lebih suka menggunakan ATM dan mobile banking), dialami bus-bus malam pada saat pelanggan lebih suka naik pesawat dengan selisih harga yang sedikit.

Contohnya sudah cukup banyak? Atau saya harus menyebutkan belasan contoh lagi?

Karena memang perubahan itu sedang terjadi di mana mana, di semua bidang, di semua industri, di semua negara. The world has changed. The world is changing. And the world will continue to change .

Charles Darwin ... dalam penelitian di pulau Galapagos menemukan sesuatu yang menarik. By the way, saya tidak percaya evolusi, tapi saya percaya pada kesimpulan Darwin yang ini, "Bahwa makhluk yang paling sukses bukannya yang paling kuat, tetapi yang mampu bertahan dengan perubahan."

Kalau kita sesuaikan dengan context jaman sekarang, ternyata bukan manusia yang paling kuat yang paling sukses, bukan manusia yang paling cakep yang paling sukses, dan bahkan
bukan yang paling pintar yang sukses (makanya juara juara 1 di sekolah kita dulu sering kali bukan menjadi yang paling sukses dalam kehidupan). Ternyata yang paling sukses adalah yang paling mampu bertahan menyesuaikan diri dengan perubahan.

Nah, pada saat Kodak dan Nokia mobile phone tidak mampu bertahan, ternyata ceritanya Garmin lain banget. Ternyata meskipun waktu itu mereka jaya dengan products GPS, Garmin sudah menyiapkan products dan inovasi di bidang lain... yaitu gadgets untuk alat kesehatan dan fitness.

Jadi ternyata pada saat angka penjualan GPS system turun, mereka langsung ganti focus dan mengencangkan penjualan gadget untuk fitness and health. Tidak lama kemudian angka penjualan pun meroket lagi. Wow! Why? Because they are ready for the future! Karena mereka siap menghadapi masa depan.

Apakah Nokia mobile phone ready? No, they are not. Apakah Blackberry ready? NO. Apakah bus-bus malam ready? No. Apakah perusahaan perusahaan minyak ready? No. Padahal perusahaan-perusahaan itu mungkin dulu lebih jaya dan lebih kaya daripada Garmin. Tetapi mereka tidak ready. Dan mereka tidak mampu beradaptasi dengan perubahan!

By the way, ini bukan hanya berlaku pada perusahaan, ternyata ini juga berlaku pada diri kita dan karier kita. Dan juga untuk karier anak-anak kita kelak nanti. Sebaik apapun profesi yang kita tekuni, bidang yang kita jalani, dan industry di mana kita bekerja tetap saja ada resiko yang mengancam karier kita. Tidak ada yang pasti dalam karier kita.

So please, jangan pernah complain kepada perusahaan atau kepada atasan kita dengan mengatakan,"Saya merasa tidak ada kepastian dengan karier saya di perusahaan ini". Well, let me tell you, tidak akan pernah ada kepastian! Kalau Anda bagus, Anda akan maju, kalau tidak ya Anda tidak akan pernah dipromosi. It is as easy as that. Jangan mengharapkan kepastian.

Belasan tahun lalu banyak teman saya mendaftar ke Teknik Sipil dan berharap bahwa mereka akan menjadi Insinyur Pembangunan. Pada saat lulus ternyata ada krisis moneter dan pembangunannya direm. Kebingungan mereka.

Beberapa tahun lalu anak-anak teman teman saya pada mendaftar jurusan perminyakan karena bapaknya pada kaya kerja di perusahaan minyak. Sekarang mereka lulus, dan ternyata tidak ada perusahaan minyak yang merekrut. Boro-boro merekrut, karyawan yang ada saja di PHK. Sekarang lulusan perminyakan banyak yang mendaftar jadi agen penjualan asuransi (which is great, berarti mereka punya plan B).

Kalau Anda sekarang jadi teller, siap siap bahwa jumlah teller yang dibutuhkan akan turun (karena  banyak yang lebih suka ke ATM atau via Mobile Banking). Kalau Anda kuliah kedokteran, siap-siaplah bahwa mungkin pendapatan dokter di masa depan akan tidak sebanyak masa lalu.

Always always ... siap siap dan mempelajari trend dan bersiap untuk masa depan dengan mempelajari hal baru dan menambah differentiator Anda.

Jadi apa dong yang Anda bisa lakukan untuk mempersiapkan masa depan Anda ? What can you do to prepare for the future?

1. Continue To Perform at What You Do !
Tetap fokus pada apa yang Anda lakukan and always perform and contribute at the maxinum level.

2. Read, Watch, Observe, Learn
Selalu mengamati apa yang terjadi di dunia luar sana. Lihat TV, dengerin radio, browse Internet, baca buku, koran dan majalah.

3. Understand The Change That Is Happening!
Perhatikan pattern perubahan yang sedang terjadi. Apa yang sedang berubah pada: pola pikir manusia, perilaku konsumen, bisnis, regulasi, politik, demographic trend, trend urbanisasi, digital trend?

4. Learn Something New, Increase Your Differentiators!

Anda sudah punya beberapa differentator yang mengantarkan Anda ke karier Anda sekarang.
Pelajari competency baru, skills baru, dapatkan knowledge baru, sertifikasi profesi yang baru, pelajari bahasa asing lain. Semuanya akan menambah differentiator Anda untuk menambah kesiapan Anda di masa depan.

5. Be Humble, Keep An Open Mind And Always Want To Learn!

Terakhir. Kita harus mengerti. We don’t know what we don’t know. Let’s be humble and open mind.

Mari kita belaiar, dari siapa saja: dari boss kita, dari customer kita, dari peer kita, dari supplier kita, dari anak buah kita, dari pegawai yang baru join di perusahaan kita. Kadang kadang anak baru yang masih muda ternyata membawa perspektif baru dan membuat kita belajar dari sudut yang lain. Let's be humble and keep an open mind.

Selamat mencoba dan semoga kita lebih siap untuk masa depan. Stay Hungry And Stay Foolish. Keep Press On Moving Forward.

Sunday 5 February 2017

THE POWER OF NGOTOT



Saya mendapatkan tulisan ini dari grup JDG. Pada bagian awal tulisan tersebut ada keterangan: (Co pas dari Grup Leader Sumbar). Karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada siapa pun yang menuliskan gagasan ini dan menyebarluaskannya melalui Whatsapp atau email sehingga lebih banyak orang dapat membacanya. Tulisan ini sangat penting bagi para pelaku usaha Multilevel Marketing, khususnya para pebisnis K-Link di Indonesia.  (Thomas)

Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan untuk mendengar cerita dari CA. Widodo. Ya, siapa yang tidak mengenal beliau? Jaringan bisnisnya tersebar dimana-mana: Hongkong, Singapura, Macau, dll, dan 80% member K-Link Malaysia adalah jaringan beliau. Cerita dimulai ketika banyak orang yang menyebut beliau beruntung karena punya donwline yang mau jalan.

Tahukah Anda bahwa di awal menjalakan K-Link beliau sering bolak-balik Bantul-Solo hanya sekedar untuk menjual Kinotakara secara eceran? Bahkan suatu ketika beliau pernah memutuskan untuk berhenti menjalankan K-Link saat berada di Solo karena mengalami banyak penolakan dan perbekalan uangnya habis. Saat itu beliau duduk di pinggir jalan untuk istirahat sambil meratapi bisnisnya yang stagnan. Dengan susah payah ia telah berhasil mengundang sahabatnya ke BOP,  namun yang terjadi sungguh di luar dugaan; sahabat beliau bukannya percaya dengan K-Link tapi malah berteriak “NGAPUSI (bohong)” kepada pembicara Marketing Plan. Tentu Anda semua bisa membayangkan bagaimana perasaan beliau. Untungnya sebelum beranjak pulang, beliau melihat seorang peminta-minta di lampu merah. Beliau melihat bahwa semakin banyak pengemis itu menyodorkan tangannya, memang semakin banyak yang menolak, namun tidak sedikit juga yang memberikan uang receh. Di situ terjadi hukum probabilita. Beliau menyimpulkan bahwa kalau selama ini beliau mengalami banyak penolakan, berarti presentasinya kurang banyak; kalau banyak downline tidak berjalan, berarti jumlah donwline harus diperbanyak. Kejadian tersebut merupakan sebuah momentum bagi Pak Widodo untuk menjalankan K-Link dengan lebih serius sehingga beliau memiliki bisnis besar seperti sekarang.

Tahukah Anda bahwa sahabat yang berteriak “NGAPUSI” (Bohong!) di acara BOP itu kini sudah menjadi Crown Ambassador dengan 3 Crown Ambassador di bawahnya? Mungkin Anda semua heran kok bisa begitu? Terus bagaimana caranya? Jawabannya simple: itu adalah sebuah keajaiban. Kalau kita berani NGOTOT dalam kondisi apa pun, yakinlah Tuhan tidak tidur; hasil akhir tidak akan menghianati usaha.

Teman-teman, mungkin di antara Anda pernah ada yang berpikir ingin berhenti dari K-Link. Kalau Anda sudah mengalami hal itu, saya ucapkan selamat. Mungkin Anda malah bingung dengan statement saya: “kok malah diselamati?” Ya, selamat karena Anda sudah berada di jalur yang tepat; berarti Anda sudah melakukan. Anda tidak akan pernah mengalami kesulitan kalau Anda tidak bertindak. Kalau Anda sudah melakukan, tinggal perbanyak saja jumlahnya, maka Anda akan bertemu dengan orang-orang yang tepat. Hanya saja untuk menemukan orang yang tepat, Anda harus menjadi orang yang tepat bagi upline Anda. Caranya? Jadilah orang yang mau belajar dan mau diajari. Michael J Losier dalam buku The Law of Atraction  mengatakan “kemiripan akan menarik kemiripan.” Artinya, Anda akan dengan mudah menemukan “orang-orang yang tepat” kalau Anda mau bertindak  menjadi orang yang tepat.

Mari kita sejenak merenung sudah se-ngotot apakah kita; sudah memperpantas SIKAP diri sebagai partner sejati seperti apa kita? Sudahkah kita membuat impian, memakai produk, membuat daftar nama, mengundang, melakukan presentasi, mem-folow up dan menggunakan alat bantu bisnis secara maksimal bahkan dalam kondisi yang tidak mendukung sekalipun? Kalau ketujuh hal tadi sudah di-ngotot-kan, sukses tinggal menunggu waktu.

Saya belajar ngotot dari Pak Rivai Djatmika. Ketika bonus belum seberapa, beliau mau mengatar satu boks Spirulina ke Solo. Pak Deza Zulfahmi rela mengantar produk senilai Rp 850 ribu dengan biaya Rp 3,5 juta karena harus menyewa kapal untuk melintasi pulau. Pak Faizal Alkatiri mempertaruhkan nyawa membangun bisnis di daerah konflik Timor Leste, dan masih banyak lagi contoh yang tidak bisa disebut satu persatu.

Selamat berjuang teman-teman. Sukses untuk Anda...