Ini adalah kelanjutan dari kisah David G. Booth.
JUJUR DALAM HAL KECIL, TUHAN PERCAYAI
DALAM HAL BESAR
Bagian
kedua
Setelah
menutup telepon, David hendak memasukkan kembali keping logam uang itu, tetapi
sekali demi sekali uang dimasukkan, pesawat otomat itu terus menerus
memuntahkannya kembali. Sekali lagi David menelepon dan petugas pelayanan umum yang
berkata, “Saya juga tak tahu harus bagaimana, sebaiknya saya sekarang minta
petunjuk atasan.”
Tak
lama kemudian, nona petugas pelayanan umum menelepon ulang pesawat otomat yang
sedang bermasalah itu. Dia berkata kepada David, “Saya telah memperoleh ijin
dari atasan yang berkata uang tersebut untuk Anda, karena perusahaan kami saat
ini tidak mempunyai cukup tenaga, tak ingin demi beberapa dollar khusus
mengirim petugas ke sana.”
“Hore!,”
David meloncat saking gembiranya. Sekarang, uang logam itu secara sah menjadi
miliknya. David membungkukkan badannya dan dengan seksama menghitungnya, total
berjumlah 9 dollar 50 sen! Uang sejumlah ini cukup buat David bertahan hingga
bekerja memperoleh upah pertamanya pada saat liburan nanti. Dalam perjalanan ke kampus, David tersenyum
terus sepanjang jalan. Ia memutuskan membeli makanan dengan menggunakan uang
itu, lalu bermaksud mencari pekerjaan.
Dalam
sekejap liburan telah tiba dan David telah memperoleh pekerjaan sebagai
pengelola gudang supermarket. Pada hari tersebut, David menjumpai boss
perusahaan supermarket. Ia menceritakan kepadanya tentang kejadian di telepon
umum dan keinginannya untuk mencari pekerjaan.
Si
boss supermarket memberitahu David bahwa ia boleh datang bekerja setiap saat,
tidak hanya pada liburan saja, sewaktu kuliah dan tidak terlalu sibuk juga
boleh bergabung. Boss supermarket itu merasa David adalah orang yang tulus dan
jujur, terutama ia adalah orang yang seksama dan ia mutlak bisa dipercaya membenahi
gudang.
David
bekerja dengan sangat giat; boss sangat mengapresiasinya dan juga merasa
kasihan. Si boss memberinya upah dobel. Sesudah menerima gaji, David
mengirimkan keseluruhan gajinya kepada sang ibu karena pada saat itu David
sudah mendapatkan info bahwa ia berhasil memperoleh bea siswa untuk satu
semester berikutnya.
Sesudah
1 bulan, uang dikirim balik ke David. Sang ibu menulis di dalam suratnya:
“Penyakit ayahmu sudah agak sembuh, saya juga telah mendapatkan pekerjaan, bisa
mempertahankan hidup. Kamu harus belajar dengan baik, jangan sampai kelaparan.”
Sesudah
membaca surat itu, David menangis lagi. David tahu, meski orang tuanya menahan
lapar, juga tidak bakal meminta uang kepada David yang sedang perlu dibantu.
Setiap kali memikirkan hal ini, David berlinang bersimbah air mata, sulit
menenangkan gejolak hatinya.
Setahun
kemudian, David dengan lancar menyelesaikan kuliahnya. Setelah lulus, David
membuka sebuah perusahaan. Tahun pertama, David sudah mengantongi laba US $
100.000.
Ia
senantiasa tak bisa melupakan kejadian di telepon umum. Ia menulis surat kepada
perusahaan telepon tersebut: “Hal yang tak bisa saya lupakan untuk selamanya
ialah perusahaan Anda secara tak terduga telah membantu dana US $ 9,50 kepada
saya. Perbuatan amal ini telah membuat saya batal menjadi pemuda drop out dan menuju kondisi miskin;
bersamaan itu juga telah memberi saya energi tak terhingga dan mendorong saya
setiap saat tidak melupakan untuk berjuang. Kini saya mempunyai uang, saya
ingin menyumbang balik sebanyak US $ 10.000 kepada perusahaan Anda sebagai rasa
terima kasih saya.”
Boss
perusahaan telpon bernama Bill membalasnya dengan surat yang dipenuhi
antusiasme: “Selamat atas kesuksesan kuliah Anda dan usaha yang telah
berkembang. Kami kira, uang tersebut adalah uang yang paling patut kami
keluarkan. Ini bukannya merujuk pada $9,50 yang dikembalikan dengan $10.000,
melainkan uang itu telah membuat seseorang memahami sebuah petuah tentang
prinsip tertinggi kehidupan.”
Setelah
20 tahun telah berlalu, bagaimana dengan David? Di kota Chicago, Amerika,
terdapat sebuah gedung mewah, yang tampak luarnya menyerupai sebuah bilik
telepon umum. Itu adalah gedung perusahaan Dimensional Fund Advisors. David
adalah co-founder and co-CEO of Dimensional Fund Advisors (bersama dengan Rex
Sinquefield dan Eduardo Repetto). Selain itu juga David adalah salah satu
penyumbang terbesar untuk badan amal, khususnya untuk alma maternya: the
University of Chicago Graduate School of Business.
Sahabatku,
Percayalah,
bahwa Tuhan tidak akan tinggal diam bila kita selalu berdoa dan berharap
padanya. Tuhan hanya butuh kesetiaan kita dalam perkara kecil sekalipun untuk
dipercayai sebuah perkara yang lebih besar.
Anda
dapat pula membaca bagian pertama disini.
No comments:
Post a Comment