Teks ini merupakan kutipan dari Audiobook "Keputusan Kecil untuk SUKSES" dari
RCA.ELC. H. Hendri Rikianto. Semoga berguna untuk para pebisnis di mana pun mereka berada.
Semuanya itu disadari John pada saat dia termenung seorang
diri, menatap kosong keluar jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba
untuk memikirkan mengenai pekerjaannya yang menumpuk. Semuanya sia-sia belaka.
Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan anaknya Magy
disuatu sore sekitar tiga minggu yang lalu. Malam itu, tiga minggu yang lalu
John membawa pekerjaannya pulang. Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi
dengan para pemegang saham.
Pada saat John memeriksa pekerjaannya, Magy putrinya yang
baru berusia 2 tahun datang menghampiri, sambil membawa buku ceritanya yang
masih baru. Buku baru bersampul hijau dengan gambar peri.
Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa
lihat!"
John menengok kearahnya dan berkata, " Wah, buku
baru ya?"
"Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Bacain
dong!"
"Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang
deh", kata John dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan
kertas didepan hidungnya. Magy hanya berdiri terpaku disamping John sambil
memperhatikan.
Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit dibuat-buat
mulai merayu kembali : "Tapi mama bilang Papa akan membacakannya untuk
Magy".
Dengan persaan agak kesal John menjawab: "Magy
dengar, Papa sangat sibuk. Minta saja Mama untuk membacakannya."
"Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa," katanya
sendu. "Lihat Papa, gambarnya bagus dan lucu."
Lain kali Magy, sana! Papa sedang banyak kerjaan."
John berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi. Waktu
berlalu, Magy masih berdiri kaku disebelah Ayahnya sambil memegang erat
bukunya. Lama sekali John mengacuhkan anaknya.
Tiba-tiba Magy mulai lagi: "Tapi Papa, gambarnya
bagus sekali dan ceritanya pasti bagus! Papa pasti akan suka."
"Magy, sekali lagi Ayah bilang: Lain kali !"
dengan agak keras John membentak anaknya.
Hampir menangis Magy mulai menjauh, "Iya deh, lain
kali ya Papa, lain kali."
Tapi Magy kemudian mendekati Ayahnya sambil menyentuh
lembut tangannya, menaruh bukunya dipangkuan sang Ayah sambil berkata:
"Kapan saja Papa ada waktu ya, Papa tidak usah baca untuk Magy, baca saja
untuk Papa. Tapi kalau Papa bisa, bacanya yang keras ya, supaya Magy juga bisa
ikut dengar."
John hanya diam.
Kejadian tiga minggu yang lalu itulah sekarang yang ada
dalam pikiran John. John teringat akan Magy yang dengan penuh pengertian
mengalah. Magy yang baru berusia 2 tahun meletakan tangannya yang mungil di
atas tangannya yang kasar mengatakan: "Tapi kalau bisa bacanya yang keras
ya Pa, supaya Magy bisa ikut dengar."
Dan karena itulah John mulai membuka buku cerita yang
diambilnya dari tumpukan mainan Magy di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak
terlalu baru, sampulnya sudah mulai usang dan koyak. John mulai membuka halaman
pertama dan dengan suara parau mulai membacanya.
John sudah melupakan pekerjaannya yang dulunya amat
sangat penting. Ia bahkan lupa akan kemarahan dan kebenciannya terhadap pemuda
mabuk yang dengan kencangnya menghantam tubuh anak gadisnya di jalan depan
rumah. John terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin, cukup keras
bagi Magy untuk dapat mendengar dari tempat peristirahatannya yang terakhir.
#Bisnis ini, sangat berharga.. kami tidak tau kapan anda
membutuhkannya.. namun bagi kami bisnis ini sangatlah berharga, bagi kami..
anak-anak kami.. dan keluarga..
#jadilah hero, untuk anak-anak kita..
#jadilah hero, untuk keluarga..
No comments:
Post a Comment