Tung
Desem Waringin, penulis buku best seller Marketing Revolution, pernah menyebut
bahwa setiap orang atau setiap usaha harus memiliki ultimate advantage. Secara
umum hal itu berarti orang harus berusaha memiliki keunggulan daripada orang
lain. Kalau teman Anda rajin, Anda harus lebih rajin. Dan ketika dia menjadi
lebih rajin seperti Anda, Anda akan berusaha jauh lebih rajin darinya. Kalau
teman Anda membaca satu ayat Kitab Suci dalam sehari, sebaiknya Anda membaca
dua ayat dalam sehari. Kalau dia kemudian membaca dua ayat, Anda akan membaca
tiga ayat. Kalau teman Anda ramah terhadap Anda, Anda harus lebih ramah
terhadapnya.
Dalam
banyak hal, ketika kita berlomba dalam kebaikan, kita harus melakukan hal-hal
yang berlawanan dengan kesenangan pribadi atau kesombongan diri. St Ignatius
dari Loyola pernah mengajarkan agar orang menghayati semangat “agere contra”
atau “berbuat sebaliknya”. Semangat itu dimaksudkan untuk menangkal hal-hal
negative. Ketika Anda malas, Anda harus memutuskan untuk rajin. Ketika Anda
mulai berputus asa, Anda memutuskan untuk berharap. Ketika Anda disakiti orang,
Anda belajar mengampuni. Ketika Anda direndahkan orang, Anda malah mendoakan
mereka supaya mereka memperoleh berkah
berlimpah. Dan ketika Anda berhasil,
Anda tidak usah meminta pujian dengan cara memberitahukannya kepada orang lain.
Sukar, bukan? Tetapi itulah inti dari menjadi orang yang unggul, orang yang
memiliki ultimate advantage, orang yang lebih berguna bagi banyak orang.
Tengoklah
contoh-contoh orang yang memiliki kekurangan, namun mereka memiliki keunggulan
yang membuat orang lain bahagia, bersyukur, termotivasi. Anda pernah membaca
kisah Helen Keller, seorang yang buta dan tuli, namun mampu menjadi seorang pengarang,
aktivis politik dan dosen? Dalam kekurangannya, dia adalah orang buta dan tuli
pertama yang memperoleh gelar akademik bachelor of arts. Anda pernah mendengar
kisah Jack Ma, seorang sederhana dari sebuah desa terpencil yang bermimpi untuk
menjadi guru dan akhirnya menjadi salah seorang terkaya di dunia? Atau Anda
tahu Lee Ridley yang adalah pemenang Britain’s Got Talent 2018? Lee Ridley atau nama panggungnya Lost Voice Guy adalah seorang
stand-up comedian yang cacat, tidak bisa berbicara dan tubuhnya tidak sempurna.
Mereka adalah orang-orang yang menerima dirinya sendiri apa adanya, namun
mereka tidak menyerah; mereka ingin menjadi orang-orang yang lebih baik, lebih
berguna, dengan ultimate advantage mereka. Mereka bisa, kita pun bisa.
(Akan dilanjutkan
ke Bagian ke-3)
No comments:
Post a Comment