Seorang
siswa sekolah menengah mengeluh, “Mengapa aku tidak secerdas temanku?” Seorang
gadis belia berkata, “Mengapa temanku cantik dan dikagumi, sedangkan aku
tidak?” Ada lagi, seorang guru yang berkata, “Sungguh malang nasibku. Aku tidak
sekaya Aburizal Bakri, tidak sehebat Joko Widodo, tidak seberuntung Bill Gates.
Aku Cuma jadi seorang guru.”
Betulkah
aku tidak sebaik mereka? Betulkah aku orang yang terkutuk dan bernasib buruk?
Aku
selalu percaya bahwa setiap orang diciptakan oleh Tuhan secara istimewa. Kita
semua diciptakan Tuhan karena Tuhan menghendakinya. Cara Ia menciptakan kita
pun unik; dan itu terserah Tuhan. Kita tidak bisa memilih diciptakan dalam
keluarga kaya raya atau terkenal. Atau sebaliknya dalam keluarga miskin. Kita
tidak bisa memilih diciptakan dari suku Jawa, Batak, China, Madura atau
lainnya. Kita tidak bisa memilih untuk menjadi laki-laki atau perempuan. Kita
tidak bisa memilih menjadi orang dengan kecerdasan di atas rata-rata, atau
justru menjadi orang yang diberi IQ biasa-biasa saja, bahkan mungkin memiliki
cacat fisik. Tuhan memiliki maksud luar biasa di balik penciptaan kita. Maka
kita hanya perlu menerima dan bersyukur.
Menerima
dan bersyukur tidak berarti kemudian kita menjadi pasif atau tidak berusaha
menjadi lebih baik. Tuhan menciptakan kita baik adanya, tetapi Dia juga
menghendaki kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. “Karena itu, kamu
harus menjadi sempurna, seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna."demikian
sebuah ayat Alkitab mengatakannya.
Tuhan
memilih kita menjadi ciptaan yang unik dan lebih baik. Maka Ia menghendaki kita
berusaha terus-menerus untuk menjadi lebih baik. Sebuah perkataan dari salah
satu ayat dalam sebuah kitab mengatakan bahwa “hari ini harus lebih baik
daripada kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini.” Tuhan
menghendaki kita menjadi pribadi-pribadi yang unggul.
(Akan dilanjutkan
ke Bagian ke-2)
No comments:
Post a Comment