Thursday 29 October 2009

USAHA JUAL BELI BARANG RONGSOKAN (3)

Setelah CV IKS memiliki beberapa partner dan sub agen, ada tantangan baru, yaitu tentang sarana transportasi yang dibutuhkan untuk membawa barang-barang itu baik dari para pemulung, partner dan sub agen ke lapak dan dari lapak ke agen besar. Biaya sewa mobil pick-up terlalu mahal dan tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat dari penjualan barang. Ini menjadi pemikiran untuk segera dipecahkan. Salah satu pilihan adalah dengan membeli motor dengan bak semisal model tossa atau kaisar... Tetapi ini tentu memerlukan modal besar karena harga motor sejenis ini sekitar Rp 17.500.000. Semoga ada pemecahan atas persoalan ini.

Tuesday 27 October 2009

USAHA JUAL BELI BARANG RONGSOKAN (2)

Usaha jual-beli barang rongsokan sudah dimulai. Pada penjualan barang pertama, CV IKS mengalami kerugian cukup banyak... hingga Rp 200.000. Bagi Lilih Supriatin (LS) jumlah ini sangat banyak. Namun, dari kerugian itu, ada beberapa hal yang dapat dipelajari oleh LS:

1. Kerugian diakibatkan kurangnya informasi tentang harga barang yang ternyata sedang jatuh. Seharusnya LS sering mengecek harga barang yang sedang berlaku sehingga pembelian barang dari pemulung tidak merugikan diri sendiri.

2. Kerugian juga disebabkan oleh kurangnya informasi tentang adanya pengelompokan kertas kardus. Sekali lagi, LS harus sesering mungkin mengupdate data.

3. Harga beli dari pemulung harus nyata-nyata mencerminkan adanya selisih yang signifikan sehingga ada keuntungan yang didapat.

Selain itu, kami juga menambah modal usaha untuk mengikat kerja sama dengan pemulung dan para sub-agen pengepul. Kami merekrut tiga orang pemulung untuk secara tetap menyetor setiap hari minimal 20 kilogram barang emberan. Untuk keperluan itu, kami membayar mereka Rp 300.000 per bulan. Kami juga menyediakan bantuan/pinjaman modal awal kepada sub agen sehingga mereka dapat membeli dari para pemulung mereka sendiri.

Kami berharap bahwa dalam waktu dekat perputaran bisnis ini semakin cepat.